Data Primer dan Sekunder

Pengertian, contoh, dan aplikasinya

Data Sekunder Dan Data Primer

Data penelitian ada dua macam yaitu data sekunder dan data primer. Yuks mari kita bahas satu persatu sifat data tersebut.

Data sekunder (dalam bahasa yang sederhana dan lebih mudah dipahami ya teman-teman) merupakan data yang sudah tercatat dalam buku atau pun suatu laporan namun dapat juga merupakan hasil dari hasil labolatorium.

Sedangkan data primer merupakan data yang diambil dari sebuah penelitian dengan menggunakan instrument yang dilakukan pada saat tertentu dan hasilnya pun tidak dapat di generalisasikan hanya dapat menggambarkan keadaan pada saat itu seperti kuesioner.

Data sekunder biasa digunakan pada penelitian akutansi dengan melibatkan laporan keuangan. Mahasiswa kedokteran, peternakan, pertanian yang melibatkan data laboratorium dan penelitian terhadap tanaman atau mancit atau orang juga bisa.

Data primer biasa berasal dari kuesioner, wawancara atau hasil pengamatan terhadap obyek tertentu. Kuesioner ini bersifat fleksibel sebab digunakan oleh banyak jurusan. Jadi hampir semua jurusan bisa menggunakan instrument ini disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Namun kelemahan dari instrument ini adalah tidak mampu digeneralisasi. Artinya ya hasilnya hanya dapat melihat kejadian pada waktu pengambilan data itu, tidak dapat disimpulkan lebih jauh dimana missal tahun depan apakah hasilnya seperti itu atau tidak.

Ambil contoh penelitian mengenai sabun dimana peneliti ingin tahu nih produk sabun yang mana lebih disukai oleh masyarakat. Peneliti bisa saja menggunakan data sekunder yaitu meminta laporan toko, warung, swalayan mengenai data penjualan sabun. Merk apa aja yang dijual lalu yang laris dipasaran mana saja.

Mungkin itu bakal dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang penelitian seperti pencatatan Top Brand. Namun lain halnya jika penelitian itu dilakukan oleh mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Biasanya akan sangat repot jika harus melakukan tembusan ke beberapa swalayan atau toko. Kalau toko kecil kemungkinan kecil melakukan pencatatan sedetail itu yah. Makanya mereka biasa menggunakan kuesioner sebagai senjata andalan. Valid tidaknya akan diuji validitas jadi tenang saja. Hasil penelitian tersebut hanya akan berlaku pada saat pengambilan data saja. Misal data diambil pada bulan maret, maka merk sabun yang digemari masyarakat pada bulan maret di daerah A adalah merek sabun mawar. Bagaimana jika di tempat B, C, D, bagaimana jika dua bulan lagi di tempat A apakah masih digemari merk mawar tersebut. Jawabannya belum tentu. Oleh karena itu data yang bersifat seperti ini tidak dapat digeneralisasikan.

Lain halnya dengan data sekunder dengan penelitian pencatatan laboratorium. Misalnya pengaruh penggunaan obat nyamuk terhadap daya hidup nyamuk. Tentu saja penggunaan obat nyamuk dengan dosis tertentu akan berpengaruh terhadap daya hidup nyamuk. Semakin tinggi dosis yang ada pada obat nyamuk tersebut maka jumlah nyamuk yang hidup pun akan semakin berkurang.

Bagaimana dengan data keuangan, data keuangan ini bersifat unik dimana terkadang hasilnya tidak sesuai teori. Ambil contoh ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Secara teori jika perusahaan yang ukurannya dalam skala besar maka laba yang diperoleh pun semakin banyak manajemen labanya pun semakin baik. Namun hal tersebut belum tentu sebab perusahaan besar pun ada yang memiliki hutang yang besar pula, bagaimana kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutung tiap tahun, bagaimana pembagian saham kepada investor dan masih banyak lagi urusan perusahaan yang harus dipikirkan sehingga terkadang hasil yang diperoleh tidak sesuai teori.

Sedangkan data primer alias data yang berasal dari kuesioner biasanya terkendala pada uji normalitas. Padalah tidak mengharuskan data skala besar berdistribusi normal ya teman-teman namun ya semua balik lagi kepada kehendak dosen yang memberi harga mati terhadap uji normalitas.

Bagaimana untuk membuat data menjadi berdistribusi normal? Banyak cara sih sebenarnya, ada beberapa cara bisa dilakukan seperti :

  • Membuang data outlier. Data outlier itu seberti apa? Data outlier bisa kamu lihat dari hasil frekuensi data. Mana data yang diluar kurva itu yang disebut data outlier.
  • Melakukan transformasi data. Hal ini dapat dilakukan dengan mengecek datanya terlebih dahulu. Bila tidak ada yang negatif bisa dilakukan dengan menggunakan logaritma natural. Bila datanya positif lebih dari 1 bisa dilakukan dengan mengakar kuadrat. Bila datanya ada yang negatif bisa dilakukan dengan mengkuadratkan. Dapat pula dengan screening data yaitu membagi dengan nilai rata-rata keseluruhan.
  • Bila cara tersebut belum juga membuahkan hasil bisa juga dengan menghubungi saya hehehe

Untuk metode penelitiannya sendiri baik data primer maupun sekunder tidak ada bedanya. Masing-masing dapat diterapkan dengan metode yang sama meskipun berasal dari pengambilan data yang berbeda. Tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan penelitian.

Contohnya regresi linear dapat menggunakan data primer maupun sekunder. Hanya saja ada perbedaan dalam menarik hasil penelitian.

Jika data sekunder dapat digunakan sebagai peramalan dengan menggunakan beta unstandardized sedangkan data primer tidak dapat digunakan untuk peramalan sebab model regresi menggunakan beta standardized.

Namun untuk uji yang lain misalnya uji beda tidak ada perbedaan ya teman-teman, baik menggunakan data primer maupun sekunder pengambilan keputusan tetap sama saja.

Nah untuk software yang digunakan ini juga sama saja mau pakai apa aja juga bisa, baik data yang berasal dari kuesioner maupun data sekunder dari laporan keuangan, laporan laboratorium dapat menggunakan SPSS, MINITAB, SAS, AMOS, WDEA, PLS, LISREL, SOBEL, AHP EXPERT CHOISE, dan lain-lain.

Diposting oleh , pada 23 August 2017

Meet Up

Bagi rekan yang ingin ngobrol dan diskusi santai sambil ngopi, kami siap melayani. Namun saat ini untuk pertemuan kami hanya melayani untuk wilayah Jogja, Bantul, dan sekitarnya. Lokasi bisa agan atau kami yang menentukan asal strategis dan memadai. Jika ingin meet up bersama, sebaiknya melakukan appointment /janji terlebih dahulu.