Uji Instrumen

Validitas konstruksi isi dan prediktif

Uji Instrumen

Banyak penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai skala pengukuran variabel penelitian. Kriteria kuesioner yang baik salah satunya memenuhi validitas dan reliabilitas.

A. Validitas

Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang diukur. Berbagai macam validitas antara lain sebagai berikut :
  • Validitas Konstruksi
    Suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka dari penelitian yang akan dilakukan. Misalkan akan mengukur konsep tentang kepuasan pelanggan, maka kuesioner tersebut dikatakan valid jika mampu menjelaskan dan mengukur kerangka konsep kepuasan pelanggan.
  • Validitas Isi
    Validitas ini adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep.
  • Validitas Prediktif
    Validitas prediktif adalah kemampuan dari kuesioner dalam memprediksi perilaku dari konsep.
Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson. Cara analisisnya adalah mengkorelasikan antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjunya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya dengan membandingkannya dengan tabel r. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05
Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2009:179) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
  • Jika r ? 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid
  • Jika r ? 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid Rumus untuk menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu :

B. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di lain tempat. Perlu diketahui bahwa yang diuji reliabilitas hanyalah nomor soal yang sahih saja. Metode yang biasa digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulan dan teknik sekali ukur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap gasal, belah tengah, belah acak, kuder richardson, teknik hoyd dan alpha cronbach.
Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas adalah untuk menyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid.
Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode Internal Consistency dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus sebagai berikut :
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung:
  • 0,8-1,0= Reliabilitas baik
  • 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
  • kurang dari 0,6= Reliabilitas kurang baik
Menurut Ety rochaety (2007:50) syarat minimum koefisien korelasi 0,6 karena dianggap memiliki titik aman dalam penentuan reliabilitas instrumen dan juga secara umum banyak digunakan dalam penelitian. Uji relibilitas pada lembar observasi menggunaan inter-rater reliabiliti. Pengujian untuk lembar observasi menggunakan inter-rater reliabiliti yaitu dilakukan oleh 2 orang rater atau obsever kemudian dihitung dengan menggunakan rumus Cohen Kappa. Rumus Cohen Kappa adalah sebagai berikut:
Keterangan :
  • KK : Koefisien kesepakatan pengamatan
  • Po : Proporsi frekuensi kesepakatan
  • Pe : Kemungkinan sepakat
  • N : Jumlah keseluruhan nilai yang menunjukkan munculnya gejala yang teramati
  • ?N1 : Jumlah nilai kategori pertama untuk pengamat pertama
  • ?N2 : Jumlah nilai kategori pertama untuk pengamat kedua
Nilai Kappa menurut Bhisma Murti (1997) nilai tingkat reliabilitas antar rater menjadi tiga kategori antara lain:
  • Kappa < 0,4 : buruk
  • Kappa 0,4 - 0,60 : cukup
  • Kappa 0,61 - 0,75 : memuaskan
  • Kappa > 0,75 : istimewa
Sumber : analisis statistika - purbayu budi santoso dan ashari
Diposting oleh , pada 22 August 2013

Meet Up

Bagi rekan yang ingin ngobrol dan diskusi santai sambil ngopi, kami siap melayani. Namun saat ini untuk pertemuan kami hanya melayani untuk wilayah Jogja, Bantul, dan sekitarnya. Lokasi bisa agan atau kami yang menentukan asal strategis dan memadai. Jika ingin meet up bersama, sebaiknya melakukan appointment /janji terlebih dahulu.