Analisis Hierarki Proses dengan Expert Choice
Penelitian Kualitatif Kuantitatif Analisis Hierarki Proses (AHP) menggunakan Expert Choice
Analisis Hierarki Proses dengan Expert Choice
Analisis Hieararki Proses atau AHP digunakan untuk mengetahui bobot suatu pilihan jawaban mana yang lebih diminati oleh responden. AHP memberikan sebuah jalan keluar yang mudah untuk suatu permasalahan yang kompleks dengan banyak kriteria dan berbagai alternatif pilihan. Penjabaran permasalahan ke dalam sebuah hirarki akan memberikan suatu gambaran permasalah yang lebih terstruktur.
Salah satu instrument penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan angket. Angket AHP biasa berbentuk perbandingan berpasangan. Bagi para peneliti yang masih pemula untuk menggunakan alat analisis ini biasanya akan kurang tepat dalam pembuatan instrument penelitiannya/angket/kuesioner. Ada berbagai macam bentuk angket yang dapat diselesaikan dengan AHP berikut ini adalah salah satunya :Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan strategi pemasaran, terdapat empat stategi pemasaran yang dipilih yaitu : (1) Product (Produk); (2) Price (Harga); (3) Place (Distribusi); (4) Promotion (Promosi), Menurut Bapak/Ibu mana yang lebih dipertimbangkan lebih dahulu:
9 | 8 | 7 | 6 | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | ||
Produk | Harga | |||||||||||||||||
Produk | Distribusi | |||||||||||||||||
Produk | Promosi | |||||||||||||||||
Harga | Distribusi | |||||||||||||||||
Harga | Promosi | |||||||||||||||||
Distribusi | Promosi |
Matriks ini mencerminkan tingkat kepentingan relative antara dua elemen , yang diukur dengan skala yang kita pakai. Penentuan tingkat kepentingan pada setiap hirarki atas pendapat dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan (pairwise comparison). Teknik komparasi berpasangan yang digunakan dalam AHP dilakukan dengan cara membandingkan antara elemen satu dengan elemen yang lainnya dalam satu tingkat hirarki secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing elemen. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numeric pada setiap elemen yang dibandingkan dengan hasil wawancara langsung dengan responden. Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengetahui permasalahan tersebut.
Pembentukan pairwise comparison menjadi suatu tahapan yang penting dalam proses AHP, karena penghitungan pembobotan hanya dimungkinkan apabila matriks perbandingannya konsisten atau mendekati konsisten. Oleh karena pembentukan pairwise comparison penting, maka pemakaian skala untuk pembobotan juga harus diperhatikan. Skala pembobotan yang baik, akan menjadikan hasil pembentukan pairwise comparison lebih mencerminkan kondisi sebenarnya, sehingga hasil pembobotan akan lebih akurat.Kekonsistenan akan terpenuhi apabila aturan transitivity dan reciprocity tidak dilanggar.
Definisi 3.4.2.1 A = (aij) matriks berukuran nxn- A dikatakan positif apabila aij > 0
dimana i,j = 1, 2, ..., n - A dikatakan resiprokal apabila aij = 1/aij
dimana i,j = 1, 2, ..., n
A dikatakan konsisten (Saaty,1994) apabila memenuhi sifat transitivity.
aij = ik akj , dimana i,j,k = 1, 2, ..., n
Sebuah pairwise comparison resiprokal, jika elemen-elemen di atas diagonal utama matriks merupakan resiprokal
dari elemen-elemen di bawah diagonal utama matriks,
dan semua elemen di diagonal utama adalah 1. Oleh karena itu sifat transitivity berubah.
aij = ai,i+1ai+1,i+2,...,aj-1,j
(3.6)
Membangun sebuah matriks yang konsisten tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ketika mengisi sebuah matriks perbandingan, kita mengacu pada empat tipe perbandingan.
1) Perbandingan pada diagonal utama matriks perbandingan
Diagonal utamanya berisi seluruh perbandingan dari alternatif-alternatif terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu nilainya adalah 1.1 | ||||
1 | ||||
1 | ||||
1 | ||||
1 |
2) Perbandingan independen
, Untuk menjaga perbandingan matriks agar tetap independen, diagonal pertama di atas diagonal utama sebgai starting point. Elemen-elemen pada diagonal ini diisi oleh pengambil keputusan atau responden dilandasi pengertian yang cukup tentang masalah, ilmu yang berkaitan, pemikiran, intuisi, maupun pengalaman.1 | 0,5 | |||
1 | 2 | |||
1 | 1 | |||
1 | 0,25 | |||
1 |
3) Perbandingan transitivitas
Elemen-elemen lain di atas diagonal starting point diisi sesuai aturan transitivity (rumus 3.6).1 | 0,5 | 1 | 1 | 0,25 |
1 | 2 | 2 | 0,5 | |
1 | 1 | 0,25 | ||
1 | 0,25 | |||
1 |
4) Perbandingan resiprokal
Elemen di bawah diagonal utama disisi sesuai aturan resiprocity.1 | 0,5 | 1 | 1 | 0,25 |
2 | 1 | 2 | 2 | 0,5 |
1 | 0,5 | 1 | 1 | 0,25 |
1 | 0,5 | 1 | 1 | 0,25 |
4 | 2 | 4 | 4 | 1 |
Analisis
- Analisis Cluster
- Analisis Hierarki Proses dengan Expert Choice
- Analisis Konjoin
- Analisis Korelasi Asimetris
- Analisis Korelasi Simetris
- Analisis Korelasi Timbal Balik
- Analisis Regresi
- Analisis Regresi dengan Mediasi
- Analisis Segitiga
- Analisis SWOT
- Analisis VAR
- Analisis Varian
- Data Envelopment Analysis
- Regresi Logistik
- Structural Equation Modeling
- Studi Cross-Sectional
Meet Up
Bagi rekan yang ingin ngobrol dan diskusi santai sambil ngopi, kami siap melayani. Namun saat ini untuk pertemuan kami hanya melayani untuk wilayah Jogja, Bantul, dan sekitarnya. Lokasi bisa agan atau kami yang menentukan asal strategis dan memadai. Jika ingin meet up bersama, sebaiknya melakukan appointment /janji terlebih dahulu.