Analisis Korelasi Asimetris
Adanya pengaruh variabel yang lain tetapi hubungan tidak timbal balik
Analisis Korelasi Asimetris
Analisis asimetris ini digunakan apabila terdapat sejenis hubungan antara variabel di mana satu variabel mempengaruhi
variabel yang lain, tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik. Hubungan tersebut adalah hubungan yang berasal dari hubungan antar konsep.
Hubungan antara variabel yang terjadi secara asimetris memiliki bermacam-macam jenis.
Pendekatan terhadap jenis hubungan asimetris dapat dilihat dari sudut berapa variabel yang berhubungan,
atau dari sifat-sifat variabel tersebut yang berhubungan satu dengan yang lain.
Ditinjau dari jumlah variabel yang berhubungan, dapat dikatakan bahwa hubungan asimetris dapat dibagi atas hubungan antara dua variabel dan hubungan multivarian.
Sedangkan jika dilihat dari sifat-sifat variabel yang mempengaruhi sifat variabel lain, maka jenis hubungan asimetris dapat dibagi atas :
- Hubungan antara cara dan tujuan.
- Hubungan antara stimulus dan responsi.
- Hubungan antara watak dengan responsi.
- Hubungan antara prasyarat dan akibat.
- Hubungan antara ciri dengan tingkah laku (watak).
- Hubungan yang tetap ada antara dua buah variabel.
Hubungan Asimetris Berdasarkan Ciri
Pertama-tama mari kita lihat hubungan antara cara dan tujuan.
Disini dikatakan bahwa cara merupakan variabel independen dan tujuan merupakan variabel dependen.
Artinya, hubungan asimetris antara konsep "rajin" dan "sukses".
Rajin dikatakan mempengaruhi sukses, dan konsep ini menghasilkan hubungan asimetris antara variabel,
yaitu "jumlah jam belajar per-hari" yang mempengaruhi variabel"nilai ujian" atau contoh lain yaitu "frekuensi kopulasi riap minggu" mempengaruhi "jumlah anak".
Masih banyak contoh-contoh lain yang dapat kita jumpai di sekitar kita.
Jenis hubungan yang kedua adalah hubungan asimetris antara stimulus dan responsi.
Stimulus merupakan variabel independen dan responsi sebagai variabel dependen.
Disini dikatakan bahwa hubungan antara konsep "kesuburan tanah" dan "produktivitas".
Artinya hubungan antara "dosis pupuk" (stimulus) dengan "produksi padi per-hektar" (responsi).
Contoh lain adalah Pengaruh devaluasi terhadap peningkatan ekspor, pengaruh jarak tanam dengan jumlah produksi, pengaruh metode pembelajaran dengan prestasi belajar,
pengaruh sinar matahari pagi terhadap penyakit rheumatik, dan pengaruh-pengaruh sejenis merupakan contoh hubungan asimetris antara stimulus dengan responsi.
Hubungan yang ketiga adalah hubungan antara watak dan responsi.
Yang dimaksud dengan watak adalah kecenderungan yang datangnya dari dari dalam untuk memperlihatkan responsi terhadap sesuatu seperti sikap,
nilai, kemampuan, dorongan, kepercayaan, dan sebagainya.
Di lain pihak, stimulus datangnya dari luar. Responsi yang terjadi karena pengaruh watak dapat dilihat dari perilaku inovatif,
perilaku politik, penggunaan pupuk, dan sebagainya.
Misalnya hubungan antara konsep partisipasi (watak) dengan perilaku inovatif (responsi) dari petani.
Hal ini dapat ditunjukkan oleh pengaruh "frekuensi menghadiri ceramah pertanian" dengan "penggunaan pupuk".
Contoh lain adalah pengaruh "frekuensi menghadiri rapat Partai Demokrat" dengan "memilih Partai Demokrat dalam Pemilihan Umum".
Hubungan asimetris yang lainnya adalah hubungan asimetris antara prasyarat dengan akibat yang terjadi.
Misalnya, harga buku-buku impor akan murah jika saja pajak impor buku dihapuskan oleh pemerintah.
Contoh lain adalah Hubungan antara jaminan hukum dan kebebasan mimbar, hubungan merupakan hubungan antara prasyarat serta akibat yang ditimbulkannya.
Hubungan antara ciri dengan tingkah laku atau watak juga merupakan contoh hubungan yang asimetris.
Yang dimaksud dengan ciri adalah sifat subjek yang tidak akan berubah seperti jenis kelamin, suku, kebangsaan, dan sebagainya.
Contoh lain adalah adanya pendidikan yang dapat mempengaruhi perilaku sosial, pendapatan seseorang yang mempengaruhi perilaku ekonomi, dan contoh-contoh lainnya yang sejenis.
Hubungan asimetris yang terakhir adalah hubungan yang selalu tetap ada antara dua variabel.
Jika sebuah variabel muncul, maka variabel lain harusnya ikut muncul, karena kedua hubungan tersebut tetap ada (selalu ada).
Contohnya adalah makin tua tanaman tahunan, makin banyak juga daun pada tanaman tersebut.
Contoh lain adalah makin besar suatu universitas seharusnya makin bertambah rumit juga struktur organisasinya.
Hubungan Asimetris Berdasar Jumlah Variabel yang Berhubungan
Hubungan asimetris berdasarkan jumlah variabel yang berhubungan secara garis besar dibagi atas dua kategori.
Kedua kategori tersebut adalah :
- Hubungan bivariat
Hubungan asimetris bivariat adalah hubungan antar variabel yang terjadi menyangkut hanya dua variabel. Dalam hubungan ini dikatakan bahwa hubungan yang terjadi adalah antara sebuah variabel dependen dan sebuah variabel independen. Sudah jelas kedua variabel tersebut harus dianggap sebagai variabel yang sangat penting dalam analisis yang akan dibuat, karena masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhinya tetapi variabel-variabel tersebut tidak dimasukkan ke dalam hubungan. Hubungan bivariat sebenarnya jarang terjadi, hanya terjadipada beberapa kasus-kasus saja. Karena itulah jika dihubungkan satu variabel dependen dengan sebuah variabel independen, maka harus dianggap bahwa variabel-variabel lain adalah konstan. - Hubungan multivariat
Pola hubungan multivariat adalah hubungan yang terjadi menyangkut lebih dari dua buah variabel. Dalam hal ini, terdapat sebuah variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Misalnya, terdapat hubungan asimetris antara jumlah beras yang diminta dengan harga beras, pendapatan, dan harga barang-barang lainnya. Jika dianalisa hubungan antara jumlah biaya dengan produksi, maka hubungan yang dianalisa adalah hubungan bivariat. Jika dianalisa konsumsi daging dengan pendapatan dan pendidikan, maka hubungan asimetris adalah hubungan multivariat. Hubungan secara multivariat sangatlah kompleks dan bagus untuk penelitian yang skala besar karena hasilnya lebih bagus dan lebih mencerminkan sebuah kondisi di lingkungan secara real atau nyata.
Dalam mengadakan analisis asimetris, peneliti dapat menggunakan model matematik untuk menyederhanakan hubungan yang terjadi.
Misalnya, jika ingin melihat variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran dari beras, maka model dapat didasarkan pada teori yang
menyatakan bahwa penawaran dari beras bergantung dari harga beras, harga barang-barang lainnya, dan cuaca, dan sebagainya.
Secara matematis, hubungan antar variabel tersebut dapat diformulasikan seperti berikut :
Qb = f(Pb,Ps,W,e)
Qb = jumlah beras yang ditawarkan
Pb = Jumlah beras per kilogram
Ps = Harga tepung perkilogram
W = Index Cuaca
e = Disturbance Terms f = Fungsi
Pb = Jumlah beras per kilogram
Ps = Harga tepung perkilogram
W = Index Cuaca
e = Disturbance Terms f = Fungsi
Fungsi di atas dapat juga kita bentuk dalam linier ataupun nonlinier (kuadrat, pangkat tiga, dan sebagainya).
Jika hubungan yang selalu dikaji adalah hubungan linier maka dapat memakai rumus berikut :
Qb = a0 + a1pb + a2ps
a3W + e
Koefisien a0, a1, a2, dan a3 dinamakan parameter yang akan
diestimasikan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu dalam ekonometrik.
Diposting oleh Khrisna, pada 25 August 2013
Analisis
- Analisis Cluster
- Analisis Hierarki Proses dengan Expert Choice
- Analisis Konjoin
- Analisis Korelasi Asimetris
- Analisis Korelasi Simetris
- Analisis Korelasi Timbal Balik
- Analisis Regresi
- Analisis Regresi dengan Mediasi
- Analisis Segitiga
- Analisis SWOT
- Analisis VAR
- Analisis Varian
- Data Envelopment Analysis
- Regresi Logistik
- Structural Equation Modeling
- Studi Cross-Sectional
Meet Up
Bagi rekan yang ingin ngobrol dan diskusi santai sambil ngopi, kami siap melayani. Namun saat ini untuk pertemuan kami hanya melayani untuk wilayah Jogja, Bantul, dan sekitarnya. Lokasi bisa agan atau kami yang menentukan asal strategis dan memadai. Jika ingin meet up bersama, sebaiknya melakukan appointment /janji terlebih dahulu.