Data Envelopment Analysis

Metode, Kelebihan, Kekurangan, dan Evaluasi DEA

Mengenali Metode DEA

Data Envelopment Analysis (DEA) diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes. Metode ini merupakan salah satu alat bantu evaluasi untuk meneliti kinerja dari dari suatu aktifitas dalam sebuah unit entitas. Nugroho dan Erwinta (2006) mengemukakan DEA adalah sebuah teknik pemrograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relative dari suatu kumpulan unit-unit pembuat keputusan (Decision Making Unit/DMU) dalam mengelola sumber daya (input) dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil (output) dengan jenis yang sama pula, dimana hubungan bentuk fungsi dari input ke output diketahui. Kemudian menurut Sitompul (2004), DEA adalah alat evaluasi atas aktivitas proses disuatu sistem atau unit kerja. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi komparatif atau relative antara satu unit dengan unit yang lain pada satu organisasi. Pengukuran secara relative ini menghasilkan dua atau lebih unit kerja yang memiliki efisiensi 100% yang dijadikan tolok ukur bagi unit kerja lain untuk menentukan langkah-langkah perbaikan.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode DEA ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu unit yang mana dengan menggunakan analisa ini dapat diketahui unit mana dan faktor apa yang harus ditingkatkan dalam unit tersebut. Menurut Kurnia (2006), analisis DEA didesain secara spesifik untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit produksi dalam kondisi terdapat banyak input dan banyak output, yang mana seringkali sulit untuk disiasati secara sempurna oleh teknis analisis pengukuran efisiensi lainnya.

Secara prinsip metode DEA ini menganut pendekatan non-parametrikyang pada dasarnya merupakan teknik berbasis pemrograman linier. Beberapa software yang dapat digunakan untuk analisis DEA adalah Banxia Frontier Analysis (BFA), Warwick for Data Envelopment Analysis (WDEA) (Kurnia, 2004), LINDO (Adhi, 2012), STATA, dan lain sebagainya.

Manfaat DEA

Ada 3 manfaat yang diperoleh dari pengukuran efisiensi dengan DEA:

  • Sebagai tolok ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk mempermudah perbandingan antara unit ekonomi yang sama.
  • Mengukur berbagai informasi efisien antar Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya.
  • Menentukan implikasi kebijakan sehingga dapat meningkatkan tingkat efisiensinya.

Karakteristik, Kelebihan dan Kelemahan DEA

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun penelitian dengan perhitungan menggunakan metode DEA adalah karakteristik umum dari DEA itu sendiri, dan setiap metode analisa pasti memiliki kelebihan maupun kekurangan begitu pula dengan metode DEA ini. Karakteristik umum DEA adalah:

  • Input dan output yang digunakan haruslah positif (lebih besar dari 0).
  • Isotonicity, yaitu diasumsikan bahwa peningkatan input akan menghasilkan peningkatan output, dan tidak menyebabkan penurunan output.
  • Jumlah DMU yang digunakan dalam analisis setidaknya terdiri dari tiga unit untuk memastikan tersedianya cukup data bagi analisis.
  • DMU yang akan dianalisis haruslah relatif homogeny.
  • Bobot Uj, Vi ditentukan pada saat menentukan model DEA. Bobot ini dihitung sedemikian sehingga unit yang sedang dievaluasi ditempatkan pada posisi yang sesuai terhadap unit yang lain di dalam set data analisis.

Kelebihan teknik evaluasi ini adalah:

  • Dapat menangani multipler inputs dan multiple outputs.
  • Tidak perlu mengetahui hubungan antara input dan outputnya.
  • Dapat digunakan dengan data input dan output yang berbeda unit.
  • Hal yang diperbandingkan dapat terlihat secara langsung dari output olahan yang dihasilkan.

Sedangkan kelemahan dari analisa DEA ini adalah:

  • Untuk mengukur tingkat kesalahan dipengaruhi oleh tingkat signifikasi.
  • Dalam DEA tidak mengukur tingkat efisiensi mutlak.
  • Uji statistik yang digunakan harus secara manual (not applicable).
Diposting oleh , pada 17 August 2016