Model Persamaan Struktural
Model persamaan struktural yang lebih dikenal dengan kata SEM
Model Persamaan Struktural
Model persamaan structural atau yang lebih dikenal dengan kata SEM sudah banyak digunakan untuk olah data pada skripsi maupun tesis. Model ini hampir sama dengan model yang terdapat pada regresi. Banyak pertanyaan muncul seperti ini: apa bedanya sih olah data dengan SEM sama olah data dengan regresi?? Tentu terdapat perbedaan antara SEM dengan regresi meskipun pada dasarnya prinsip yang digunakan di dalam SEM sama dengan yang digunakan dalam regresi.
- Olah data dengan menggunakan SEM dapat dilakukan dengan sekali running sedangkan jika menggunakan regresi dapat terjadi beberapa kali running.
Uji dengan menggunakan SEM hanya sekali olah data
Uji dengan menggunakan regresi membutuhkan 3 kali olah data - Asumsi yang digunakan di dalam SEM lebih rumit daripada asumsi yang digunakan dalam regresi.
Goodness of FitAsumsi dalam SEM dikenal dengan GOF
Chi Square =\cmin
CMIN/DF =\cmindf
Probability =\p
GFI =\gfi
AGFI =agfi
NFI =\nfi
CFI =\cfi
TLI =\tli
PNFI =\pnfi
RMSEA =\rmsea
→ Normalitas
→ Linearitas
→ Autokorelasi
→ Multicolinearitas
→ Heteroskedastisitas
Asumsi dalam regresi dikenal dengan asumsi klasik - Dalam SEM kriteria keputusan menggunakan c.r dan p sedangkan pada regresi menggunakan t.
Output pada SEM
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)Estimate S.E. C.R. P Label PMK <--- PKP .479 .095 5.024 *** par_12 KP <--- PKP .688 .121 5.681 *** par_11 KP <--- PMK .278 .111 2.494 .013 par_13 IB <--- KP .595 .114 5.196 *** par_14
Output pada regresi dengan spss
CoefficientsUnstandardized Coeficients Standardized Coeficients Model B Std.Error Beta t Sig. 1(constant) 1.776 .260 6.835 .000 KP .463 .081 .423 5.687 .000 a. Dependent Variable: IB - Jika dalam SEM estimasi dilakukan dari analisis masing-masing butir pertanyaan, sedangkan pada regresi analisis dilakukan dengan menggunakan rata-rata pada masing-masing variabel.
Tentu saja adanya SEM merupakan penyempurnaan dari regresi. Dimana dibuat lebih akurat dengan ketelitian yang diterapkan pada GOF dan penganalisisan pada masing-masing butir item. Selain itu dibuat lebih sederhana sebab sekali olah data hasil yang diinginkan telah didapat.
Akan tetapi banyak kendala bagi mahasiswa atau peneliti yang melakukan olah data dengan menggunakan SEM. Salah satunya adalah hasil yang tidak bagus, terutama pada GOF. Hal ini disebabkan analisis pada setiap butir pertanyaan sehingga muncullah hasil yang tidak memuaskan.Bagi para mahasiswa atau peneliti yang sedang pusing olah data dengan SEM karena hasilnya tidak memuaskan jangan khawatir. Ada solusinya kok. Dalam tulisannya Imam Gozali menerangkan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut. Salah satu cara mengatasi kendala atau permasalahan yang muncul pada olah data dengan SEM adalah menganalisis korelasi pada masing-masing butir pertanyaan. Butir pertanyaan yang berkorelasi rendah sebaiknya dibuang. Jika berbagai cara telah mahasiswa atau peneliti terapkan dalam mengatasi kendala atau permasalahan pada olah data SEM namun hasilnya tetap tidak memuaskan. Maka kalian dapat menghubungi saya di datariset.com telpon/SMS/WhatsApp 081931714774 atau BBM ke 7E58CEF8
Artikel
- Analytical Hierarchy Process
- Aplikasi untuk Olah Data Statistik
- Belajar SPSS
- Cross Tabulasi
- Data Envelopment Analysis
- Estimasi dalam Regresi Linear
- Jasa Olah Data Skripsi, Tesis, dan Penelitian di Jakarta
- Microsoft Excell untuk Olah Data
- Model Persamaan Struktural
- Model Probit
- Olah Data Menggunakan EViews
- Penelitian dan Data
- Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
- Penelitian Murni dan Penelitian Semu
- Permasalahan dalam Olah Data
- Persamaan Model Regresi Linear
- Prosedur Pemilihan Model dalam Regresi
- Regresi Logistik menggunakan Minitab
- Sejarah Model Persamaan Struktural
- Statistik Parametric dan Non Parametric
- Uji Anova Dua Faktor
- Uji Coba Instrument, Uji Validitas, Try Out
- Uji Mantel Haenszel